• Jl. Eltari No.16, Kab. Ende, NTT.
  • 08113829716
  • btnkelimutu@gmail.com
brand
  • user_auth
  • user_auth
  • user_auth
  • user_auth
  • user_auth
  • user_auth
  •   SITROOM
  • Menu Utama
  • beranda
  • RBM
  • berita
  • artikel
  • Profil
    • Umum
    • Organisasi
  • Peta
    • Peta Profil
    • Peta Interaktif
  • Danau
    • Sejarah
    • Perubahan Warna
  • Alam
    • Trekking
    • Garugiwa
    • Pesanggrahan
    • Perekonde
  • Budaya
    • Suku Lio
    • Mitos
    • Kesenian
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Kemitraan
  • Kontak Kami
Jatabara "Masyarakat Peduli Elang Flores"

Jatabara

Kecamatan Wolojita di Kabupaten Ende, meliputi 5 desa dan 1 kelurahan, lima Desa tersebut yakni Desa Tenda, Pora, Nggela, Wiwipemo, Nuamulu dan Kelurahan Wolojita. Kelurahan Wolojita sendiri memiliki keunikan dengan adanya keberadaan sarang burung Elang Flores (Nisaetus floris) yaitu jenis satwa endemik nusa tenggara yang statusnya terancam punah. Elang Flores juga merupakan salah satu jenis burung pemangsa(raptor) yang ada di Taman Nasional Kelimutu. Uniknya, disini Elang Flores membuat sarang di dalam hutan adat yang biasa disebut masyarakat sekitar dengan hutan adatOtoseso. Hingga tahun 2018 letak sarang berada di sisi sebelah timur Otoseso, disaat angin kencang sarang terhempas dan menjadi rusak sehingga pada tahun 2019 hingga saat ini Elang itu berpindah dan membuat Sarang baru di sisi sebelah Barat Hutan Adat Otoseso, tepatnya di dahan Pohon Kemiri yang berdekatan dengan kebun warga.

Bahasa daerah yang di gunakan oleh masyarakat ialah “JATA” (Elang). Karena keberadaanya sangat mengganggu dan merugikan masyarakat, maka predator ini sering dianggap masyarakat sebagai hama. Ayam peliharaan bahkan anak babi pun sering menjadi mangsa dan sasaran utamanya, maka dari itu masyarakat kadang mengambil jalan dan berusaha untuk membunuhnya. Alat yang mereka gunakan adalah senapan dan katapel.

Dari banyaknya masyarakat di Wolojita hanya sebagain kecil saja yang menaruh perhatian tentang keberadaan predator ini. Bahkan dari pihak pemerintah setempat belum pernah memberikan sosialisasi ataupun pengertian tentang manfaat dari keberadaan Elang tersebut.

Hal seperti ini tentunya tidak boleh dibiarkan, akhirnya pihak Taman Nasional Kelimutu mengundang beberapa stakeholder termasuk pemerintah setempat, tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda Para Guru sekelurahan Wolojita untuk mendengarkan sosialisasi tentang Elang Flores. Para peneliti yang menjadi narasumber memaparkan serta menjelaskan semua hal terkait Elang Flores termasuk undang-undang perlindunganya, manfaat dan fungsi keberadaanya, serta manfaat yang penting bagi masyarakat setempat.

Dari situ kesadaran dan kepedulian masyarakat semakin nampak dengan tidak adanya lagi gangguan di lokasi sarang dalam hal ini tidak melakukan penebangan pohon atau kegiatan lainya di sekitar sarang yang mengganggu keberadaanya.Masyarakat yang sudah memahami ikut memberikan pengertian, dan menceritakan hal positif kepada orang orang di desa desa tetangga bahkan di luar wilayah kecamatan untuk bisa bersama-sama menjaga Elang Flores. Keberdaaan burung predator ini juga akhirnya dirasa dapat menjadi berkah karena masyarakat setempat dapat menjadikannya sebagai wisata minat khusus Birdwatching.

Dalam rangka usaha pelestarian, perlindungan satwa liar tersebut serta pengembangan ekowisata di dalamnya maka dibentuklah Kelompok Masyarakat peduli Elang Flores Jatabara. Awal mula kelompok ini dibentuk dengan Surat Keputusan Camat dan di kukuhkan oleh Dirjen KSDAE KLHK Ir. Wiratno M.Sc., di pelataran Pesanggrahan Belanda Taman Nasional Kelimutu pada tahun 2019. Tentunya hal ini menjadi sesuatu yang sangat membanggakan bagi masyarakat dan harus dikembangkan, hingga anak cucu mereka nanti.

Sebagian besar anggota kelompok merupakan pemilik lahan, jalan, jalur dan lokasi hutan adat Otoseso tempat dimana sarang elang itu berada, jarak yang ditempuh dari pemukiman warga ke sarang burung sekitar 500 meter. Sarang burung pemangsa ini bisa juga di pantau dari jalan raya, dekat dengan lokasi sarang juga terdapat pelataranupacara adat yang biasa masyarakat lokal menyebutnya ‘kanga’ dilengkapi dengan tugu batu yang berdiri sebagai pusatnya.

Ditempat itu biasa setiap tahun di bulan April beberapa masyarakat melakukan pembersihan jalur sekitar pelataran tersebut untuk mempersiapkan upacara adat. Keberadaan sarang sudah banyak di ketahui masyarakat luas hingga masyarakat dari negara luar, ini termasuk wisata minat khusus tidak semua orang ada kemauan dan minatnya kesini. Ada beberapa pecinta burung maupun fotografer profesional yang pernah mengabadikan foto sang raptor di sarangnya, bahkan beberapa diantaranya sempat bermalam hanya untuk melihat dan mengambil gambar Elang Flores.

Aditya Kuspriyangga, S.Hut ( PEH, Taman Nasional Kelimutu ) Riza Marlon (Nature and Wildlife Photografer – Fotografer Alam dan Satwa Liar ), Jihad S. Udiny ( Burung Indonesia), Zaini Rakhman ( Rain,Raptor Indonesia ), Asman Adi Purwanto (Rain,Raptor Indonesia), Okky Hidayat ( Peneliti Litbang LHK Kupang), Heri Kusumanegara ( Taman Nasional Bali Barat ), serta para tim dari Rekam Nusantara Foundation Indonesia, Nature film society, Een Irawan Putra dan kawan kawan.

Setiap para tamu yang datang untuk survey Elang Flores dan datang untuk mengambil video atau gambar sebelum itu mereka harus ke pelataran untuk memberikan sedikit sesajian seperti siri pinang untuk para leluhur, karena Kepercayaan masyarakatsetempat di tempat Itu ada penjaganya. Semua tamu akan dipandu oleh kelompok masyarakat peduli Elang Flores.

Terdapat beberapa kegiatan yang menunjang juga untuk bekal ilmu tentang pemandu wisata maka dari Taman Nasional memberikan kegiatan pelatihan bagi kelompok tentang wisata minat khusus, Birdwatching Elang Flores, pengenalan beberapa alat- alat seperti Binokuler, Kamera. Pelatihan teknik memandu bagi tamu, ada juga pelatihan kelompok ke desa Waturaka terkait beberapa hal-hal tentang penginapan/homestay, dan studi banding ke Kelompok SPKP Wologai Tengah dengan wisata perkemahannya. Semua itu guna menambah pengetahuan kelompok agar di tuangkan dan dilaksanakan, dipelajari.

Burung Indonesia juga menyumbangkan beberapa buah Binnokuler kepada kelompok untuk di coba dan dipelajari.

Pada Tahun 2020 Kelompok masyarakat Peduli Elang Flores Jatabara, mendapatkan bantuan pemberdayaan dari Taman Nasional Kelimutu, pada kegiatan pertemuan kelompok hasil perencanaan kelompok adalah pengembangan Wisata Birdwatching Elang Flores. untuk menunjang dan membangun beberapa item perencanaan, seperti pembangunan, sekretariat pos jaga dan kelengkapan, shelter pengamatan, papan Interpretasi dan informasi, ticketing, kartu nama dan leaflet dan kebutuhan lainya, untuk sementara ini kegiatan pembangunan dan pengadaan sedang dalam proses Pengerjaan. Besar harapan dari Taman Nasional Kelimutu untuk kelompok dan masyarakat Wolojita seluruhnya agar apa yang sudah di berikan, dan sudah di bekali agar berjalan dengan baik dan sukses.

Diposting oleh: Admin Web, 13 Apr 2021

SOCIAL MEDIA
Instagram | @tamannasionalkelimutu
TN Kelimutu
Tweets by tnkelimutu
Berita

Siswa SD Tetandara Ende serahkan Bambangan Coklat Siswa SD Tetandara Ende serahkan Bambangan Coklat

Diposting 24 Maret 2022


PENUTUPAN KUNJUNGAN WISATA TN KELIMUTU PENUTUPAN KUNJUNGAN WISATA TN KELIMUTU

Diposting 27 Januari 2022


Keanekaragaman hayati dan geologi taman nasional kelimutu 2021 Keanekaragaman hayati dan geologi taman nasional kelimutu 2021

Diposting 19 Desember 2021


Berita lebih banyak...
Artikel

Gapelta Rest Area Gapelta Rest Area

Ditulis oleh Emilius Bata Panda | Diposting 26 April 2021


Gapelta Rest Area Gapelta Rest Area

Ditulis oleh Emilius Bata Panda | Diposting 26 April 2021


‘‘Secangkir Kopi Sejuta Makna’’ Pameran UMKM dan Benchmarking Kemitraan Lingkungan di Bali ‘‘Secangkir Kopi Sejuta Makna’’ Pameran UMKM dan Benchmarking Kemitraan Lingkungan di Bali

Ditulis oleh Clara Dibtaning Swasti | Diposting 26 April 2021


Artikel lebih banyak...

Copyright © 2018 - 2022 Versi 2.0 | Balai Taman Nasional Kelimutu. All rights reserved. Server